SEJARAH AWAL MMA

Sejarah Awal


Dua pankratiasts sedang bertarung dibawah pengawasan pelatih dan pengawas, tergambar di sebuah sisi cawan Attica.
Kompetisi bertarung minim aturan semacam MMA telah diadakan semenjak zaman Yunani kuno. Pada saat itu, terdapat pertandingan tarung yang disebut pankration (kekuatan penuh). Di dalam pankration terdapat dua aturan, yaitu tidak diperbolehkan untuk menggigit dan mencolok mata lawan.
Pankration merupakan pertandingan yang cukup populer pada zamannya.  Hal tersebut terlihat dari dilibatkannya ajang tarung tersebut dalam Olimpiade tahun 648SM. Disamping itu, aplikasi dari pankration terlihat cukup luas.  Beberapa pakar menganggap bahwa sistem bertarung pankration dapat dipraktikan oleh tentara Yunani di medan perang.
Tradisi pertandingan pankration menyebar Asia dan Romawi kuno. Di Romawi kuno, pankration berevolusi menjadi pertandingan gladiator. Dalam pertandingan gladiator, peserta berusaha membunuh dan melukai lawan tandingnya dengan berbagai senjata. Tradisi gladiator berhenti ketika kekristenan berkembang di Romawi kuno.  Oleh otoritas moral kristen pada zaman tersebut, gladiator dianggap sebagai pertandingan yang merusak moral dan merupakan perwujudan dari tradisi kaum pagan. Sementara itu, di Asia, penyebaran pankration dipengaruhi oleh Alexander Agung yang mempunyai kebiasaan untuk merekrut atlet menjadi prajurit.  Penyebaran tersebut terjadi ketika Alexander Agung pergi menaklukan India. Lebih jauh lagi, pankration berkembang di India, dan kemudian, oleh biksu pengembara disebarkan ke daratan Tiongkok.  Oleh karena itu, pankration diperkirakan merupakan induk dari berbagai bela diri tradisional Asia seperti kung fu, judo, dan karate.

Olah Raga Modern

Tradisi pertarungan minim aturan mulai berkembang pada akhir abad ke-19, di daratan Amerika.  Pada masa tersebut banyak pegulat yang bekerja pada karnival keliling.  Di dalam karnival, sang pegulat membuat sayembara dimana siapa yang berhasil bertahan di dalam ring selama waktu yang ditentukan akan memenangkan sejumlah uang.  Perlombaan tersebut dapat diikuti banyak peserta, meskipun demikian, karena pegulat tersebut sangat mahir, seringkali peserta tidak berhasil memenangkan sayembara.
Meskipun tradisi gulat karnival lambat laun ditinggalkan, konsep olahraga tarung dengan sedikit aturan terus berkembang dan menyebar.  Di Brasil, terdapat tradisi olahraga tarung yang bernama vale tudo. Di dalam vale tudo, masing-masing petarung berusaha untuk menaklukan lawannya dengan memaksa menyerah, atau dengan membuat lawan kehilangan kesadaran.
Pada tahun 1941, di Jepang, hiburan gulat professional mulai berkembang. Gulat profesional adalah sebuah olahraga hiburan dimana masing-masing petarungnya bergulat dengan hasil pertandingan yang telah ditentukan sebelummya. Lambat laun praktisi gulat profesional makin bertambah, banyak dari mereka merupakan ahli bela diri yang menguasai berbagai macam seni bela diri, seperti Muay Thai, Kick Boxing, Judo, dan Karate.  Perlahan-lahan, hiburan gulat profesional di Jepang berkembang dan membuahkan semacam pertandingan olahraga tarung dengan hasil akhir yang tidak ditentukan. Beberapa individu ternama yang berkontribusi besar terhadap perkembangan olahraga tarung bebas di Jepang adalah Karl Gotch, Akira Maeda, Antonio Inoki, Satoru Sayama, dan Yoshiaki Fujiwara.

Organisasi MMA Global

Pada akhir abad ke-20, berbagai organisasi dan promosi pertandingan MMA mulai berkembang dan bermunculan, hingga menjadi terkenal di seluruh dunia.

Di Jepang

Konsep mengadu praktisi dengan latar belakang bela diri yang berbeda dinilai menarik oleh khayalak penonton.  Konsep tersebut juga dianggap menarik karena tidak memiliki hasil yang telah ditentukan sebelumnya, tidak seperti gulat profesional.  Pada tahun 1976 di Jepang, konsep pertandingan bela diri campuran mulai mencuat ketika Antonio Inoki mulai memdirikan New Japan Pro Wrestling (NJPW) setelah dia diberhentikan dari Japan Wrestling Association (NWA). Terlebih lagi, pada tahun yang sama, Antonio Inoki juga membuat kehebohan ketika bertarung dengan Muhammad Ali.Konsep tarung bebas di Jepang berkembang lebih jauh ketika ajang tarung MMA lainnya, seperti Shooto, Pancrase, dan Pride, didirikan.Dari ketiga ajang tarung tersebut, Pride dinilai sebagai promosi MMA Jepang yang paling terkenal.

Di Brasil

Tahun 1914, Mitsuyo Maeda, seorang pejudo sekaligus seorang pegulat profesional menetap di Brasil.Disana, dia mencari penghidupan dengan bergulat dan mengajar Judo.Di antaramuridnya, adalah Carlos Gracie yang mulai berlatih pada tahun 1917. Setelah berlati selama beberapa bulan, Carlos berhenti berlatih dan mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada adik-adiknya.Pada tahun 1925, Carlos bersama dengan adik-adiknya, memulai sebuah perguruan Jiu-jitsu Brasil di Rio de Janeiro. Semenjak itu, petarung dari keluarga Gracie, terutama Helio Gracie, berhasil mengalahkan berbagai petarung dari cabang bela diri yang berbeda.  Perguruan tersebut dinilai mencapai kesuksesan besar di Brasil.Pada tahun 1978, Rorion Gracie, putra sulung dari Helio Gracie, pindah ke California, Amerika Serikat, dengan tujuan untuk memulai perguran Jiu-jitsu Brasil.

Di Amerika Serikat

Karena berhasil mengalahkan berbagai praktisi dari berbagai cabang bela diri, popularitas Rorion Gracie lambat laun meningkat. Popularitas tersebut menarik perhatian seorang pengusaha yang bernama Art Davie. Pada tahun 1993, Art dan Rorion, bersama-sama memulai turnamen Ultimate Fighting Championship (UFC).Pada tahun 2000, UFC dibeli oleh pihak Zuffa, dan hingga sekarang, UFC merupakan ajang tarung MMA terbesar di dunia.

Bruce Lee Sebagai Pelopor Konsep Mixed Martial Arts


Bruce Lee bersama dengan anaknya, Brandon Lee.
Beberapa pakar MMA modern menyebut-nyebut Bruce Lee sebagai pelopor konsep MMA. Sebagai praktisi seni bela diri, Bruce Lee menerapkan sebuah filosofi bertarung, dimana mengkombinasikan gerakan dari aliran bertarung yang berbeda dapat memberikan keunggulan bagi petarung.Filosofi ini terangkum dalam sebuah aliran yang dinamakan "Jeet Kune Do" oleh Bruce Lee. Bruce Lee juga berpendapat bahwa petarung yang baik mampu beradaptasi dengan gaya bertarung milik lawannya. Peran Bruce Lee sebagai pelopor konsep MMA diketahui oleh presiden UFC, Dana White, yang menyebut Bruce Lee sebagai "Bapak MMA".

Peresmian Term "Mixed Martial Arts"

Term “'Mixed Martial Arts” resmi menjadi sebutan olahraga tarung ini pada tahun 1998.Penggunaan nama dilakukan karena sebutan yang sebelummnya, yaitu “no holds barred”, mempunyai konotasi yang dinilai kurang baik.  Yang berkontribusi dalam peresmian nama ini adalah Jeff Blatnick, komentator UFC dan pegulat, dan John McCarthy, seorang wasit utama UFC.

MMA di Indonesia

Di Indonesia, perkembangan MMA mulai terlihat ketika ajang tarung TPI Fighting Championship (TPI-FC)dimulai pada tahun 2002. Pada era tersebut, di stasiun televisi TPI, ditayangkan ajang tarung MMA internasional, seperti UFC dan Pride FC. Namun, antusiasme MMA dinilai memudar ketika tayangan TPI-FC dihentikan tahun 2005.
Meskipun demikian, beberapa petarung MMA asal Indonesia, seperti Fransino Tirta, berhasil memenangkan beberapa pertandingan skala internasional. Hal ini terlihat setelah Fransino berhasil mengalahkan Wu Chengjie di Makau, Tiongkok.
Antusiasme masyarakat terhadap MMA dinilai meningkat setelah One Fighting Championship (ONE-FC) masuk ke Indonesia, tahun 2011 dan 2013.Dalam ajang tarung tersebut, beberapa praktisi MMA asal Indonesia, seperti Max Metino, Vincent Majid, Brianata Rosadhi, dan Vincent Latoel, turut berpartisi.

Sejak 2016, antusiasme MMA di Indonesia kembali hidup setelah tvOne menggelar audisi One Pride MMA sebanyak dua musim, dan di tahun 2017 One Pride MMA akan menggelar audisinya yang ketiga. Sebagai informasi, ajang One Pride MMA dinaungi oleh Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI) yang dipimpin oleh Ardiansyah Bakrie, yang juga merupakan Presiden Direktur tvOne.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer